Rabu, 02 April 2014

TENTANG WITENO WUNA

WITENO WUNA

Wuna adalah sebuah pulau dan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara yang beribukotakan Raha. Pulau Wuna terletak di bagian selatan khatulistiwa pada garis lintang 4º06 - 5.15° LS dan 120.00° – 123.24° BT dengan luas wilayah daratan 4.887 km² atau 488.700 ha.
Perbatasan pulau Wuna yakni;
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan dan Selat Tiworo;
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan selat Muna;
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Spelman;
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Buton Utara dan Pulau Kajuangi.

LINGKUNGAN BUDAYA WITENO WUNA

1.  Alam Fisik
Alam fisik yang dimaksud yakni kondisi tanah, air, dan udara yang ada Witeno Wuna. Gambaran secara umumnya yakni sebagai berikut:
a.  tanah
Jenis tanah yang ada di Witeno Wuna yakni tanah merah, tanah berbatu, dan tanah kuning atau tanah berkapur yang biasa disebut bhatuawo, selain itu ada juga tanah kehitam-hitaman.
b. air
Sebagian besar daerah di Witeno Wuna tidak mengalami kekurangan air bersih. Sumber air terdiri dari sungai-sungai dan sumur. Sumur-sumur yang ada di Witeno Wuna dibuat oleh pribadi-pribadi dan ada pula program pemerintah yang mencanangkan pembuatan sumur untuk warga-warga yang tidak memiliki sumur yakni satu sumur dua kepala keluarga yang digali pada batas kintal dua kepala keluarga tersebut. Bagi daerah yang tidak memiliki mata air karena tanahnya merupakan tanah berbatu maka pemerintah membuat semacam penampungan air berupa bak besar dan selalu diisi setiap hari lalu warga sendiri yang datang mengambil air tersebut. Selalin itu ada pula warga lain yang bermukim dekat dengan sumber mata air membawa air bersih dengan mobil tangki besar atau mobil open cup di daerah-daerah yang kekurangan air lalu warga-warga yang ada di sana akan membeli air bersih tersebut.
c.  udara
Suhu udara di Witeno Wuna rata-rata antara 25º C – 27º C. Pada siang hari matahari akan bersinar terang dan terasa panas lalu pada malam hari akan terasa sangat dingin. Musim hujan terjadi antara bulan November dan Maret, di mana pada bulan tersebut angin bertiup dari Benua Asia dan Samudera Pasifik mengandung banyak uap air yang menyebabkan terjadinya hujan di wilayah Indonesia, sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan Mei dan bulan Oktober, pada bulan ini angin bertiup dari Benua Australia yang sifatnya kering dan sedikit mengandung uap air.

2. Alam Hayati
Alam hayati meliputi hewan dan tumbuhan. Gambaran umum dari alam hayati tersebut yakni sebagai berikut:
a.    tumbuhan
Pada umumnya tumbuhan yang ditanam di Pulau Muna adalah untuk memenuhi kebutuhan pakan sehari-hari. Tumbuhan tersebut antara lain jagung, umbi-umbian seperti ubi kayu/singkong, ubi jalar, talas, dan umbi-umbian lainnya, sayur-sayuran seperti bayam, labu, terung, sawi, kangkung, kacang panjang, kacang kedelai, dan jenis sayur dan kacang-kacangan lainnya serta berbagai buah-buahan seperti mangga, papaya, sirsak, jambu air, nangka, dan lain-lain. Selain itu ada pula tanaman jangka panjang seperti cokelat, jambu mente, kopi, cengkeh, dan masih banyak lagi.
Untuk daerah hutan yang dipelihara yaitu hutan yang ditumbuhi atau sengaja ditanami berbagai macam pohon seperti rotan, kayu jati, mahoni, cendana, kayu besi, dan lain-lain.
b. hewan
Masyarakat Muna pada umumnya memelihara ayam, bebek, sapi, anjing, kucing, dan kambing. Ayam yang ada di daerah ini ada dua jenis yaitu ayam rumah yang disebut manu lambu dan ayam hutan yang disebut manu kaampo. Postur ayam rumah dan ayam hutan berbeda. Ayam rumah lebih besar dibanding ayam kampung. Ayam hutan akan hidup di hutan dan apabila ada warga yang tertarik ingin menangkap ayam kampung maka dia akan pergi ke hutan untuk memasang jerat ayam kampumg. Selain hewan yang dipelihara ada pula binatang yang hidup dan bebas berkeliaran di hutan seperti babi hutan, monyet, rusa, burung kakatua putih (dalam bahasa Muna disebut wela), kakatua hitam (dalam bahasa Muna disebut koda), burung nuri, burung pipit, dan berbagai burung lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar