WITENO WUNA
Wuna
adalah sebuah pulau dan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi
Tenggara yang beribukotakan Raha. Pulau Wuna
terletak di bagian selatan khatulistiwa pada garis lintang 4º06 - 5.15° LS dan 120.00°
– 123.24° BT dengan luas wilayah daratan 4.887 km² atau 488.700 ha.
Perbatasan
pulau Wuna yakni;
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan
dan Selat Tiworo;
2. Sebelah Selatan
berbatasan dengan selat Muna;
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Spelman;
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Buton Utara dan
Pulau Kajuangi.
LINGKUNGAN BUDAYA WITENO WUNA
1. Alam
Fisik
Alam fisik yang dimaksud
yakni kondisi tanah, air, dan udara yang ada Witeno Wuna. Gambaran secara umumnya yakni
sebagai berikut:
a.
tanah
Jenis tanah yang ada di Witeno Wuna yakni tanah merah, tanah berbatu, dan tanah
kuning atau tanah berkapur yang biasa disebut bhatuawo, selain itu ada juga tanah kehitam-hitaman.
b. air
Sebagian besar
daerah di Witeno Wuna
tidak mengalami kekurangan air bersih. Sumber air terdiri dari sungai-sungai
dan sumur. Sumur-sumur yang ada di Witeno Wuna
dibuat oleh pribadi-pribadi dan ada pula program pemerintah yang mencanangkan pembuatan sumur untuk warga-warga
yang tidak memiliki sumur yakni satu sumur dua kepala keluarga yang digali pada
batas kintal dua kepala keluarga tersebut. Bagi daerah yang tidak memiliki mata
air karena tanahnya merupakan tanah berbatu maka pemerintah membuat semacam
penampungan air berupa bak besar dan selalu diisi setiap hari lalu warga sendiri
yang datang mengambil air tersebut. Selalin itu ada pula warga lain yang
bermukim dekat dengan sumber mata air membawa air bersih dengan mobil tangki
besar atau mobil open cup di
daerah-daerah yang kekurangan air lalu warga-warga yang ada di sana akan membeli
air bersih tersebut.
c. udara
Suhu udara di Witeno Wuna rata-rata antara 25º C – 27º C. Pada siang hari
matahari akan bersinar terang dan terasa panas lalu pada malam hari akan terasa
sangat dingin.
Musim hujan terjadi antara bulan November dan Maret, di mana pada bulan tersebut angin bertiup dari Benua Asia dan Samudera Pasifik mengandung banyak uap air yang menyebabkan terjadinya hujan di
wilayah Indonesia, sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan Mei dan bulan Oktober, pada bulan ini angin bertiup dari Benua Australia yang sifatnya kering dan sedikit mengandung uap
air.
2. Alam
Hayati
Alam hayati meliputi hewan
dan tumbuhan. Gambaran umum dari alam hayati tersebut yakni sebagai berikut:
a.
tumbuhan
Pada umumnya tumbuhan yang ditanam di
Pulau Muna adalah untuk memenuhi kebutuhan pakan sehari-hari. Tumbuhan tersebut
antara lain jagung, umbi-umbian seperti ubi
kayu/singkong, ubi jalar, talas, dan umbi-umbian lainnya, sayur-sayuran seperti
bayam, labu, terung, sawi, kangkung, kacang panjang, kacang kedelai, dan jenis
sayur dan kacang-kacangan lainnya serta berbagai buah-buahan seperti mangga,
papaya, sirsak, jambu air, nangka, dan lain-lain. Selain itu ada pula tanaman
jangka panjang seperti cokelat, jambu mente, kopi, cengkeh, dan masih banyak
lagi.
Untuk daerah hutan yang dipelihara
yaitu hutan yang ditumbuhi atau sengaja ditanami berbagai
macam pohon seperti rotan, kayu jati, mahoni, cendana, kayu besi, dan
lain-lain.
b. hewan
Masyarakat Muna pada umumnya
memelihara ayam, bebek, sapi, anjing, kucing, dan kambing. Ayam yang
ada di daerah ini ada dua jenis yaitu ayam rumah yang disebut manu lambu dan ayam hutan yang disebut manu kaampo. Postur ayam rumah dan ayam
hutan berbeda. Ayam rumah lebih besar dibanding ayam kampung. Ayam hutan akan
hidup di hutan dan apabila ada warga yang tertarik ingin menangkap ayam kampung
maka dia akan pergi ke hutan untuk memasang jerat ayam kampumg. Selain hewan
yang dipelihara ada pula binatang yang hidup dan bebas berkeliaran di hutan
seperti babi hutan, monyet, rusa, burung kakatua putih (dalam bahasa Muna
disebut wela), kakatua hitam (dalam
bahasa Muna disebut koda), burung
nuri, burung pipit, dan berbagai burung lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar