Sabtu, 04 April 2015

STRATIFIKASI SOSIAL

Seperti halnya pada masyarakat tradisional lainnya, di daerah Muna pun dikenal adanya sistem strata sosial atau stratifikasi sosial. Couvreur1 memaparkan stratifikasi sosial di Muna sebagai berikut:
1)    Golongan kaomu dan walaka
Golongan kaomu berasal dari keturunan mantan sugi yang berkuasa di Muna dan gelarnya adalah La Ode bagi laki-laki dan Wa Ode bagi perempuan. La Oba2 menuliskan bahwa sugi yang ada di Muna terdiri dari lima yakni Sugi Patola, Sugi Patani, Sugi Ambona, Sugi Laende, dan Sugi Manuru. Istilah sugi ini diberikan kepada mereka yang memiliki kelebihan. Kelebihan yang dimaksud adalah kharismatik dalam menjalankan pemerintahan.
Golongan walaka berasal dari keturunan anak sugi dalam hal ini anak perempuannya (Wa Ode) yang menikah dengan laki-laki yang bukan keturunan sugi. Sehingga golongan walaka masuk dalam golongan tertinggi kedua di Muna.
2)   Golongan maradika
Golongan maradika terbagi atas tiga. Pertama, tingkat maradika tertinggi yakni maradika anangkolaki atau fitubhengkauno. Kedua, maradikano ghoera atau maradikano papara. Ketiga, maradika yang terendah yaitu maradika poino kontu lakono sau yang berarti maradika serupa sebuah batu sepotong kayu.
3)    Golongan wesembali
Golongan wesembali dikenal dua jenis yaitu la ode wesembali dan walaka wesembali. Mereka ini merupakan keturunan dari perkawinan yang terlarang yaitu keturunan Wa Ode dan walaka yang menikah dengan laki-laki dari golongan maradika. Perkawinan ini dilarang karena perempuan akan dikucilkan dari keluarga dan tidak akan mendapatkan hak waris dari orang tuanya.
4)   Kaum budak
Para budak ini berasal dari keturunan maradika yang dihukum menjadi budak karena berbuat kejahatan atau tidak melunasi hutang-hutangnya.

Keterangan:
1. Couvreur, J. 2001. Sejarah dan Kebudayaan Kerajaan Muna. (Rene van den Berg, penerjemah). Kupang: Arta Wacana Press.
2. La Oba. 2005. Muna dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Sinyo MP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar